Minggu, 18 Maret 2012

WARTA PRAPASKAH IV

Pokok permenungan kita yang keempat dalam masa Prapaskah ini berbicara tentang tanggungjawab bersama sebagai sistem kerjasama dalam menyejah terakan masyarakat. Kita membicarakan topik ini dengan latar belakang kesadaran bahwa kurangnya kesejahteraan masyarakat pun terjadi secara sistematis, sehingga dalam menyikapinya kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, tetapi perlu kesadaran akan tanggungjawab bersama.


Proses sistematis yang menghancurkan dalam masyarakat kita dapat kita telusuri misalnya dalam konteks kerusakan lingkungan dan kehancuran moral-etika dalam tata pergaulan dewasa ini. Dibalik semua proses tersebut terdapat kekuatan pasar atau uang yang menggerakkan masyarakat melalui tangan-tangan tersembunyi, sehingga rusaknya lingkungan hidup dan tata pergaulan tidak cepat disadari sebagai bencana karena banyak keuntungan diperoleh.

Kita dapat belajar dari Yesus dalam Luk 6 : 12-19 dalam mengembangkan tanggung jawab bersama sebagai sistem kerjasama kita. Dalam teks ini diceritakan peristiwa Yesus memilih duabelas murid. Ia lebih dahulu datang kepada Bapa dalam doa dengan naik ke puncak bukit. Sesudah itu Ia turun untuk menyapa para murid dan memilih duabelas orang diantara mereka menjadi rasul, lalu bersama para rasul turun lagi untuk melayani orang banyak di tempat yang datar. Yesus lebih dahulu membicarakan semua rencanaNya dengan Bapa dalam doa. Sesudah itu Ia mendidik dan membangun komunitas para murid. Dengan bekal yang telah diberikan, Ia kemudian melatih para murid untuk melayani orang banyak dalam kebersamaan. Inilah sebuah metode dan sistem yang digunakan oleh Yesus sehingga ketika tidak bersama Dia, para murid dapat berkarya seperti Dia. Yesus telah memulai dalam karyaNya membangun tanggungjawab bersama sebagai sebuah cara kerjasama dalam pelayanan.

Kita mengenal dan memiliki banyak bentuk kerjasama yang sudah dipraktek kan dalam kehidupan sehari-hari, seperti gotong royong dan koperasi. Dewasa ini juga banyak bentuk-bentuk yang bernaung dibawah bendera pemberdayaan berusaha membangun kembali sistem tanggungjawab bersama itu untuk menegakkan kesejahteraan masyarakat. Satu hal pertama yang sepertinya perlu kita lakukan adalah bertanya kembali tentang pemaknaan gotong royong dan koperasi itu dalam situasi aktual dewasa ini. Jangan-jangan kita pun termasuk orang yang tidak lagi menghargai gotong royong dan koperasi, karena kecenderungan untuk mendapatkan banyak keuntungan pribadi. Hal kedua menyangkut tindakan nyata yang dapat kita lakukan sehingga bentuk-bentuk tanggungjawab bersama seperti itu tidak luntur dari masyarakat kita, tetapi makin mengemuka dan mampu menjadi cara aktual untuk menyejahterakan masyarakat. Sistem yang merusak kesejahteraan telah berkembang menjadi semacam gurita yang tidak mungkin dihadapi dengan kesalehan pribadi, tetapi perlu kesadaran dan tindakan bersama karena rasa tanggungjawab bersama.

-JAP-

Tidak ada komentar: