Sabtu, 04 Juni 2011

WARTA - Edisi Juni 2011

TUMBUH DEWASA DALAM BIMBINGAN ROH KUDUS

Sampai dengan awal Juni kita telah mengikuti perayaan Paskah yang kita persiapkan sejak Rabu Abu, 9 Maret 2011. Selama kurun itu perhatian kita fokus pada misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Kita hayati pula keagungan karya Bapa dalam hidup Yesus dan keteladanan Bunda Maria selama bulan Devosi. Kini kita akan mulai satu babak lanjutan dengan memusatkan perhatian kita pada karya Roh Kudus. Kita akan menantikan Roh Kudus melalui Novena Roh Kudus yang berlangsung mulai Jumat, 3 Juni sampai Minggu, 12 Juni pada hari Raya Pentakosta. Bersama Roh Kudus yang dicurahkan dalam hidup kita, kita bangun persekutuan beriman yang makin dewasa dalam iman, kasih dan kebenaran dengan penuh sukacita.

          Dalam sukacita itu, selama bulan Juni kita bersiap pula untuk beberapa kegiatan ulang tahun paroki. Dalam bulan Juni ini direncanakan 5 kegiatan besar : Seminar Penyegaran Rohani, pada hari Sabtu, 11 Juni ; Persiapan untuk lomba koor antar Lingkungan dan Stasi, pertandingan bulu tangkis dan futsal antar Gereja-gereja di Bondowoso mulai 12-18 Juni di kompleks Gereja, Rekoleksi calon komuni pertama gabungan dari paroki Situbondo dan Bondowoso di Bondowoso, pada tanggal 17-18 Juni; Perayaan Komuni pertama dari 22 anak, pada hari Sabtu, 25 Juni Pk. 17.00; persiapan Temu Remaka Dekenat Jember yang akan dilaksanakan di Bondowoso, 9-10 Juli.

          Kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan pada bulan Juni sebagian besar berupa kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan potensi kerohanian umat. Panitia HUT Paroki mengundang partisipasi umat sekalian untuk menyemarakkan kegiatan tersebut dan memetik hikmahnya untuk pengembangan hidup persekutuan kita menuju Gereja yang dewasa.

Seminar Penyegaran Rohani dapat kita maknai sebagai sebuah oase atau pelabuhan untuk mengisi kembali perbekalan yang kita perlukan dalam perjalanan. Kegiatan ini kita selenggarakan dalam rangkaian novena menyambut pencurahan Roh Kudus pada hari Raya Pentakosta, sehingga dapat dimaknai pula sebagai usaha untuk membuka diri bagi karya Roh dalam hidup kita. Kita dapat juga menghubungkan dengan semangat baru yang dapat kita petik dari pengalaman Safari Bunda Maria yang sudah kita selesaikan pada akhir bulan Mei. Bunda Maria bukan hanya teladan dalam beriman, tetapi juga Ibu kita orang beriman yang tetap menyertai dan berada di tengah kita. Bersama Bunda Maria kita memupuk harapan dan kerinduan atas kepenuhan hidup dalam Roh Kudus.

Persiapan untuk lomba Koor antar Lingkungan dan Stasi hendaknya dihayati tidak hanya sebatas persiapan menyanyi yang baik dan berkualitas, tetapi juga sebagai proses membina hidup paguyuban Lingkungan dan Stasi. Selama latihan kita berkumpul, berbagi waktu dan tenaga, saling mengingatkan, dll. Semua yang kita alami dalam proses itu merupakan perwujudan kita untuk mengukuhkan paguyuban kita. Paguyuban Lingkungan dan Stasi yang kokoh merupakan pilar utama untuk menegakkan Gereja Paroki yang dewasa. Kita mulai pembangunan paguyuban ini dengan berbagai cara, juga dengan kebersaman kita dalam koor, karena menyanyi bersama untuk Tuhan juga sebuah doa. Dikatakan dalam sebuah pepatah bahasa latin : Cantat bis Orate. Menyanyi berarti dua kali berdoa. Kita lambungkan pujian bagi Allah, tidak hanya dengan kata doa, tetapi dengan keindahan melodi nada. Bayangkanlah Tuhan yang manggut-manggut karena terpana oleh keindahan doa kita kepadaNya.

Pertandingan Bulutangkis dan Futsal antar Gereja dimaksudkan pertama-tama untuk menjalin kebersamaan umat kristiani di Bondowoso. Maka yang menjadi aksentuasi adalah perjumpaan pada kesempatan bertanding olah raga itu. Meskipun hanya sebentar, kehadiran kita dalam kegiatan ini tentu saja punya arti penting. Karena sudah masa libur sekolah, mungkin kesempatan ini juga dapat menjadi wahana rekreasi untuk anak-anak kita, supaya mereka tidak hanya sibuk dengan PS dan Game Online di rumah. Dengan membiasakan mereka untuk bersosialisasi sejak awal, kita menyiapkan generasi yang siap untuk memikul tanggungjawab besar di masa depan.


Komuni Pertama tahun ini diikuti oleh 22 anak. Peristiwa komuni pertama tidak hanya soal menyambut hosti pertama kali, tetapi juga peristiwa terbentuknya sebuah persekutuan baru dari anak-anak sebaya di paroki kita. Dalam kebersamaan 22 anak ini kita dapat membayangkan siapa saja generasi penerus dari paroki kita di kemudian hari. Karenanya kita dapat mulai dari sekarang memberikan perhatian yang serius dalam pendampingan supaya mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang utuh dan beriman tangguh. Dalam rangka Tahun Refleksi II Keuskupan Malang 2011, komuni pertama tahun ini diberi tambahan satu pesan, yakni berdoa untuk teman-teman sebaya dari paroki lain yang pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus juga menerima komuni pertama. Anak anak kita ajak tidak hanya memperhatikan diri sendiri, tetapi juga teman sebaya lain yang tersebar di berbagai paroki. Rekoleksi gabungan calon komuni pertama dari paroki Situbondo dan Bondowoso diselenggarakan dalam semangat saling peduli itu.

          Karya Roh Kudus di tengah kita menjadi nyata dalam perkembangan kesadaran-kesadaran baru untuk pembangunan jemaat. Dengan kurnia yang berbeda, kita menjadi satu tubuh dan saling meneguhkan dengan karunia masing-masing.

 









by JAP