Sabtu, 14 April 2012

WARTA PASKAH I

PASKAH PERAYAAN KEBANGKITAN TUHAN

Paskah kita sambut sebagai perayaan Kebangkitan Tuhan. Pada malam tirakatan menjelang kebangkitan Tuhan, kita merayakan peristiwa itu dalam berbagai ungkapan misteri iman :  Kristus Terang Dunia, Kristus puncak dari karya agung Allah sepanjang jaman, Kristus sebagai pusat Perjanjian yang baru. Kita rayakan peristiwa itu tidak hanya sehari, tetapi selama 40 hari sampai Hari Raya Kenaikan Kristus ke Surga. Perayaan selama 40 hari itu kita isi dengan permenungan dari bahan-bahan yang selama masa Prapaskah sudah kita perdalam.

Pertama, kita membangun kebersamaan dalam hidup paguyuban kita. Pada saat kita membaharui janji baptis, kita nyatakan pula satu kesediaan untuk mengamalkan panggilan dan tanggungjawab kita untuk menyejahterakan masyarakat. Pengembangan hidup paguyuban termasuk pilihan pertama yang kita lakukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat itu. Paguyuban kita sebagai komunitas basis Gereja dan komunitas basis insani memberi pengaruh yang baik kepada lingkungan sekitar apabila tetap dalam semangat kebersamaan, kerukunan, persaudaraan dan kesediaan untuk membela yang lemah. Masa Paskah menjadi kesempatan bagi kita untuk mewujudkan cita-cita dan rencana itu, sehingga perutusan kita sebagai terang bagi dunia sungguh dapat terwujud dalam keseharian kita.

Kedua, kita membangun kepekaan hati terhadap lingkungan sekitar kita. Kepekaan hati adalah tanda kepedulian dan sikap berpihak kita dengan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Kepekaan hati juga menjadi awal untuk lahirnya tindakan-tindakan positif yang dapat kita lakukan untuk memberi solusi terhadap persoalan masyarakat. Mungkin tindakan yang kita lakukan bukan tindakan yang besar dan spektakuler, namun dengan bertindak berarti kita sudah memulai sesuatu yang dapat memberi pengaruh baik. Mulailah melatih kepekaan hati ini dalam keluarga, karena keluarga menjadi basis untuk lingkungan yang lebih besar.

Ketiga, kita membangun semangat murah hati dalam berbagi. Kita meyakini bahwa semua milik yang ada pada kita adalah berkat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama kita. Kita juga meyakini bahwa Allah berkehendak jangan seorang pun hidup dalam kekurangan. Atas dua alasan ini kita mengisi masa Paskah dengan amal kasih dan berbagi. Ketika kita hidup dalam semangat berbagi, maka kita akan mengalami bahwa sikap murah hati tidak akan pernah membuat kita kekurangan, tetapi sebaliknya sikap murah hati itu akan makin memperkayan hidup batin kita. Berbagi harus kita wartakan sebagai sikap bersama dalam masyarakat kita, sehingga masing-masing dapat menghayati pula keyakinan bahwa setiap milik adalah berkat Allah untuk kesejahteraan semua dan tiada seorang pun dikehendaki Allah hidup dalam kekurangan.

Keempat, kita tiupkan suara kenabian di tengah masyarakat yang makin individualis dengan menyerukan sistem tanggungjawab bersama. Gotong royong, koperasi, jejaring sosial, dll. berupakan bentuk-bentuk yang telah terbukti mampu menyejahterakan masyarakat dengan sistem tanggungjawab bersama. Hal yang berat dipikul bersama dan yang ringgan dijinjing bersama. Kita tidak menjadi kolot dan kuno kalau terus berbicara tentang sistem tanggungjawab bersama, meskipun kemajuan-kemajuan yang terjadi seringkali lebih mengutamakan kompentensi dan profesionalisme. Tanggung jawab bersama menyadarkan kita akan hakekat sebagai makhluk ciptaan dengan karakter religius, personal dan sosial. Masa Paskah menjadi kesempatan untuk mengamalkan panggilan dan tugas ini dengan semangat terang dunia. 

Dalam Masa Paskah, kita dapat menambahkan dasar-dasar Sabda Allah untuk mewujudkan keempat pilihan itu, dengan acuan pada bacaan-bacaan yang diwartakan dalam Liturgi Masa Paskah.

Bacaan-bacaan yang kita temukan dalam Liturgi menyampaikan kepada kita kesaksian dari para rasul tentang peristiwa kebangkitan Yesus. Bukan sekedar soal kubur kosong dan penampakan Yesus, tetapi juga sebuah perubahan dalam memandang identitas diri mereka dan dalam menghayati hidup. Para murid menemukan kesadaran baru, kini mereka menjadi utusan untuk melanjutkan karya Kristus melalui hidup paguyuban, liturgi, pewartaan, pelayanan dan kesaksian. Demikian pula masa Paskah ini menjadi kesempatan kita untuk makin sadar akan perutusan itu dan mengamalkannya dengan fokus pada 4 pilihan itu. 


-jap-