Sabtu, 03 Maret 2012

WARTA PRAPASKAH II


Gerakan Rela Berbagi
Tema kedua yang menjadi bahan permenungan dalam Penjabaran tema Panggilan dan Tanggungjawab menyejahterakan masyarakat ialah Gerakan Rela Berbagi. Sekali lagi, kita berbicara tentang Gerakan, yang berarti tindakan-tindakan nyata berbagi dengan sesama. Tidak sekedar dalam arti berderma dan berbelas kasih, tetapi membangun gerakan bersama dalam masyakat untuk rela berbagi dengan yang memerlukan.
Berbagi dalam arti berderma sudah sering kita lakukan. Kita tergerak hati oleh belas kasihan terhadap orang yang menderita dan memerlukan pertolongan. Namun secara umum kecenderungan masyarakat kita ialah mementingkan kelompok sendiri atau mengutamakan yang dikenal dan dapat memberi kontribusi balik. Kita sering menyaksikan peristiwa berbagi yang sarat muatan untuk publikasi. Bukan berbaginya yang penting, tetapi publikasinya. Kita juga menyaksikan banyak orang kapok berbagi karena merasa diperdaya atau tertipu. Kebaikannya dimanfaatkan untuk tujuan mencari keuntungan. Akibatnya, berbagi seringkali dirasakan sebagai kehilangan sesuatu, dan bukan melipatgandakan sesuatu.
Prinsip dasar yang kita gunakan untuk landasan kita dalam berbagi adalah keyakinan yang diteladankan oleh Yesus sendiri. Kita dapat belajar dari peristiwa Lima Roti dan Dua Ikan dalam Mrk 6: 35-44.
Ada dua kemungkinan yang dapat kita bayangkan atas peristiwa dalam Mrk 6 : 35-44. Kemungkinan pertama, Yesus menyuruh orang banyak itu untuk membuka bekal mereka dan membagikan bekal untuk teman-teman lain yang tidak membawa makanan. Kemungkinan kedua, melihat Yesus dan para murid membagi-bagikan makanan, maka mereka yang membawa bekal pun dari kehendak sendiri membagi-bagikan juga untuk beberapa orang yang dekat dengan mereka. Hal yang mengherankan dalam peristiwa ini ialah, bahwa tiba-tiba timbul gerakan serentak orang mau berbagi dengan sesamanya. Inilah mukjijatnya. Semua tersadar bahwa ternyata bekal mereka lebih dari cukup untuk dibagikan kepada orang lain. Semua tersadar kalau sesuatu itu dibagikan, bukannya berkurang dan habis, tetapi malahan menjadi berlipat ganda. Ini semua terjadi karena keyakinan dari Yesus, yakni jangan sampai seorang pun berkekurangan dan jangan sampai orang terikat dengan milik atau hartanya.
Gerakan berbagi dapat kita sharingkan sebagai gerakan bersama dalam masyarakat dengan semangat dasar tak seorang pun jangan hidup dalam kekuarangan dan janganlah orang terikat dengan miliknya. Persoalan kita sekarang, kita berbagi dalam hal yang bersifat material saja atau juga berbagi dalam hal-hal yang bersifat rohani spiritual ? Bagaimana kita memaknai Gotong Royong yang mulai luntur dalam masyarakat kita sebagai sebuah Gerakan Berbagi ? Bagaimana kita memaknai gerakan Koperasi / CU juga sebagai gerakan berbagi ? Kita sudah punya tradisi berbagi dalam bentuk gotong royong dan gerakan koperasi itu. Kini saatnya kita menghidupkan kembali sebagai perwujudan semangat Prapaskah kita.
By JAP

      Tidak ada komentar: