Selama Bulan Nopember Gereja memberi perhatian kepada arwah orang-orang beriman, dengan mengadakan doa khusus yang diintensikan untuk kebahagiaan mereka di hadapan Allah. Doa untuk arwah orang beriman merupakan ungkapan dari kepercayaan kita yang terdapat dalam Syahadat. Kita percaya akan persekutuan para kudus. Merekalah orang beriman yang telah mencapai kepenuhan janji Allah, hidup dalam kesatuan abadi dengan Allah. Mereka disebut Gereja yang jaya, dan mendoakan kita selalu sebagai Gereja yang masih berjuang di dunia. Doa bagi arwah orang beriman termasuk bagian dari kepercayaan itu, namun diberikan untuk mereka yang masih dalam proses penyucian. Doa kita membantu mereka untuk mendapatkan penghapusan hukuman dosa dan melancarkan penyempurnaan persatuan mereka dengan Allah dalam kehidupan kekal. Semuanya tetap kita percayakan kepada rencana Allah. Di hadapan Allah yang penuh kuasa itu, setiap doa dan ungkapan iman kita merupakan wujud dari pengharapan kita.
Doa bagi arwah orang beriman dijadwalkan secara khusus dengan ekaristi Peringatan Arwah Semua Orang Beriman. yang serentak dilakukan di seluruh dunia, tanggal 2 Nopember, sesudah kita rayakan ekaristi Hari Raya Semua Orang Kudus, pada tanggal 1 Nopember. Apabila kita berdoa bagi arwah saudara kita antara tanggal 1-8 Nopember, baik dengan doa pribadi, intensi misa maupun dengan kunjungan ke makam, bagi arwah yang kita doakan akan dianugerahkan indulgensi penuh. Di luar waktu tersebut mendapatkan indulgensi sebagian. Indulgensi merupakan rahmat dari kemurahan Allah berupa penghapusan hukuman dosa, yang kita peroleh dengan silih doa-doa kita. Untuk mendukung hal ini, pada perayaan misa tanggal 1 Nopember dan 2 Nopember disediakan kesempatan untuk memberkatkan bunga tabur dan intensi untuk arwah.
Selain doa untuk arwah, pada bulan Nopember ini juga kita akan menutup kalender Liturgi Tahun A /1 dan memulai dengan kalender liturgi baru Tahun B/II. Penutupan kalender Liturgi pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, 20 Nopember. Pembukaan kalender baru pada Minggu Adven Pertama, 27 Nopember. Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam mengajak kita untuk bersyukur dan memandang Kristus sebagai segala-galanya dalam segala hal. Masa Adven mengajak kita untuk memulai lagi babak baru dalam pengharapan kita sehingga kita makin mantap mengimani bahwa Kristus sungguh menjadi segala-galanya dalam segala sesuatu hidup kita. Dalam menghayati pengharapan ini kita dibantu dengan lambang 4 lilin yang dipasang di Lingkaran Adven, atau Corona. Setiap minggu dinyalakan satu lilin baru, untuk menggambarkan persiapan kita makin meningkat, hingga ketika yang kita nantikan sungguh datang di tengah kita, kita siap untuk menyambutNya. Panitia Natal yang dibentuk oleh Dewan Pastoral Paroki akan membantu kita untuk menghayati masa Adven dan menyambut Natal dengan layak.